Kawan-kawan penyandang disabilitas sering bertanya, mengapa
di dalam Al-Qur'an menggunakankondisi disabilitas yang dialami sebagian
manusia sebagai padanan untuk orang-orang yang tidak beriman. Buta, bisu, tuli
-- seolah menjadi gambaran buruk, setara kekafiran . Perlu penafsiran yang
meyakinkan agar pemahaman atas teks itu justru memberi penguatan kepada
penyandang disabilitas. Kajian ilmiah mengenai hal ini belum banyak dilakukan. Buku
ini menjadi salah satu cara menjawab atas pertanyaan-pertanyaan menyangkut
"posisi" disabilitas dalam Al-Qur'an.
Drs. KH. M. Imam Aziz (Pendiri LKiS dan Stafsus Wapres RI)
Kehadiran buku DISKURSUS DISABILITAS DALAM AL-QUR’AN:
Tafsir, Paradigma, dan Praktik di Lembaga Pendidikan ini dapat menambah
referensi bacaan terkait disabilitas yang selama ini masih sangat terbatas.
Buku yang ditulis oleh Sdr. Moch. Taufiq Ridho ini menarik untuk dibaca karena
mengulas bagaimana al Quran memposisikan penyandang disabilitas. Selama ini
ayat – ayat al Quran tentang disabilitas seringkali dimaknai secara fatalistic
yang memandang disabilitas sebagai ujian atau bahkan hukuman. Buku ini
menyajikan tafsir progresif atas Surat Abasa ayat 1-4 yang dilakukan oleh teman
– teman disabilitas di YAKETUNIS Yogyakarta. Dengan tafsiran tersebut ayat al
Quran dapat menjadi lebih hidup dan menjadi inspirasi gerakan teman – teman
disabilitas dalam memperjuangkan kesetaraan hak bagi teman – teman disabilitas
dan terwujudnya tatanan masyarakat inklusif.
Dr. Bahrul Fuad, MA (Komisioner
Komnas Perempuan dan aktivis gerakan disabilitas)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar